Citizenship Workshop Salatiga 2017
Pada tanggal 12 – 16 Desember 2017, VDMS mengadakan kegiatan Citizenship Workshop dengan tema “To Build an Active Citizen for Sustainable Society Development” yang di laksanakan di D’Emmerick Hotel Jalan Hasanudin (Jln. Raya Salatiga- Kopeng) KM 4 Kumpulrejo, Agromulyo, Salatiga , Jawa tengah.
Kegitan ini diikuti oleh 22 orang peserta dari berbagai daerah (Padang, Medan, Makasar, Gorontalo, Manado, Banjarmasin, Yogyakarta, Bandung, Bogor, Surabaya, Semarang, Ende, Kupang, dan Salatiga) yang tentunya dari berbagai universitas di Indonesia, dan VDMS juga menanggung semua biaya dalam kegiatanya termasuk transportasi dan akomodasi peserta yang dipilih. Dalam kegiatan VDMS menghadirkan pembicara yang begitu sangat berpengaruh terhadap peserta dan tentunya memiliki kredibilitas, yaitu Pak Ferdinandus Hindiarto, S.Psi, M.si, Pak St. Kartono, dan Ibu Dr. Jenny Ratna Suminar , M.Si.
Pada hari pertama tanggal 12 Desemeber 2017, acara di buka dengan pembukaan oleh Pak Ben White mengenai profil VDMS, dan setelah itu di lanjutkan dengan sesinya Pak Ferdinand. Beliau membawakan materi “Why to be an citizen is important? dan Communication Skill” dari tanggal 12 – 13 Desember 2017. Sesi ini diikuti dengan sangat antusias oleh peserta, ini terlihat dari respon peserta itu sendiri. Salah satu perserta mengatakan pengalamannya selama mengikuti sesinya beliau: “saya merasa sangat termotivasi oleh materi yang bapak sampaikan, dan ini akan menjadi pengalaman yang sangat berharga dalam hidup saya, terima kasih pak untuk ilmu yang sangat berharga” kata Rian peserta dari Banjarmasin.
Pada tanggal 14 Desember, kegiatan dilanjutkan dengan Local Exposure dan pembicara kedua yaitu Pak Kartono dengan materi “Writing Skill”. Pada sesi Local Exposure peserta di ajak melihat langsung fenomone dilapangan yang benar- benar terjadi. Peserta dibagi dalam 4 kelomok yaitu kelompok budaya, pertanian, peternakan, dan home industry. Lokasi yang di pilih yaitu Desa Wates yaang terletak di kabupaten Semarang. Peserta diminta untuk mencari tahu potensi, permasalahan dan solusi kira- kira yang dapat ditawarkan. Setelah Local Exposure dilanjutkan dengan sesi Pak Kartono yang mengajarkan bagaimana menulis dan menentukan judul dari hasil Local Exposure, setiap peserta diminta untuk memberikann satu judul, dan kemudian akan direvisi oleh Pak Kartono, judul tersebut harus sesuai fenomena yang dilihat dan benar – benar terjadi. Pak Kartono berhasil membuka pikiran peserta dan mengarahkannya untuk mendapat judul yang sesuai karena dalam sesi ini banyak peserta yang awalnya tidak mengerti bagaimana menulis, akhirnya menjadi tahu dan dapat mempraktekan langsung materi yang di sampaikan oleh Pak Kartono. Heri Kurniawan dari UNHAS, mengatakan “Semangatnya sebagai pendidik membuat saya kagum. Dengan perawakan yang sederhana namun memberi inspirasi bahwa menjadi guru tak melulu mendidik dengan hanya berbicara di depan kelas. Menurutnya, guru adalah orang yang mendidik siswanya maka guru pun harus mengaktualisasikan dirinya. Salah satunya adalah lewat tulisan, Dengan menulis beliau merasa bisa meningkatkan kemampuan intelektualnya, dan status sosialnya pun akan ikut terangkat. Ratusan artikelnya sudah dimuat di koran lokal maupun nasional. Belasan buku telah beliau tulis, yang selalu berkaitan dengan pendidikan dunia yang amat cintai. Begitulah seharusnya guru, memberikan contoh dan menjadi motivator bagi muridnya. Guru haruslah menjadi sosok inspiratif.”
Pada hari ke empat tanggal 15 Desember, kegiatan ini dilanjutkan pembicara ketiga yaitu Ibu Jenny. Materi yang disampaikan oleh beliau yaitu mengenai “Influence Skill dan What we shall do as a citizens in a Social Community”, yang akan dibawakan dari tanggal 15 – 16 Desember 2017. Pada awalnya, peserta diminta untuk menuliskan mimpinya 5 – 10 tahun kedepan dan menyampaikannya. Setelah itu, peserta diajak untuk melihat masalah-malasah yang ada di Indonesia dan peserta dibagi menjadi 6 kelompok untuk berdiskusi dan menentukan satu masalah terbesar yag ada di Indonesia. Masalah yang telah ditentukan, diminta untuk diteliti kebenarannya di daerah sekitar hotel dan hasilnya dipresentasikan. Pada sessinya Ibu Jenny ini, Brigita salah satu peserta dari UNDANA, Kupang, mengatakan bahwa “saya merasa sangat beruntung untuk dapat hadir disini dan mengikuti sesinya ibu karena saya jadi sangat termotivasi untuk membangun kampung halaman saya yang begitu tertinggal”
Para peserta juga mempersentasikan hasil dari Local Exposure di hari terakhir tanggal 16 Desember dan diumumkan juga The Best Participant dalam Citizenship Workshop kali ini, yaitu Mufidha dari UNAIR, Surabaya dengan kriteria (1) Focus, (2) Thinking to Action dan (3) Respect to each other. VDMS juga memberikan appresiasi kepada Brigita dari UNDANA, Kupang yang pertama kali mengirimkan aplikasinya untuk mengikuti Citizenship Workshop. Semua peserta diberikan sertifikat secara langsung oleh Pak Ben dan akhirnya ditutup dengan pemutaran video yang dibuat oleh peserta peserta sebagai bentuk rasa terimakasih kepada VDMS, dengan Tema “Berbeda tapi Tetap Satu”.
Terima kasih VDMS yang telah memilih kami, karena kegiatan ini membuka mata saya dan semua peserta agar berpandangan lebih jauh ke depan, dan bagaimana menjadi active citizens.
Oleh Sesnita Erlina Putri, VDMS Grantees dari Universitas Andalas (UNAND), Padang