Van Deventer-Maas Indonesia Van Deventer-Maas Indonesia
  • Home
  • Mission
  • Scholarship
    • Online Registration System
    • Partner
    • Useful Links
  • Activities
    • Capacity Building
    • Alumni
    • Writing Club
  • Projects
  • About Us
    • History
    • Organization
  • Contact
  • EnglishEnglish
    • Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
  • Home
  • Mission
  • Scholarship
    • Online Registration System
    • Partner
    • Useful Links
  • Activities
    • Capacity Building
    • Alumni
    • Writing Club
  • Projects
  • About Us
    • History
    • Organization
  • Contact
  • EnglishEnglish
    • Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia

blog

  • Home
  • blog
  • Menghadapi Perbedaan Pendapat – Tulisan Opini Terpilih EWC Workshop 2018

Menghadapi Perbedaan Pendapat – Tulisan Opini Terpilih EWC Workshop 2018

  • Posted by vdms-1
  • Categories blog
  • Date August 24, 2018
  • Comments 1 comment

Pada 25-27 Juli 2018 lalu, 16 grantee dan alumni berpartisipasi dalam Excellent Writing Club Workshop di Yogyakarta. Melalui lokakarya ini peserta berlatih untuk mengkomunikasikan keahlian pada bidangnya dalam tulisan feature maupun opini. Berikut adalah tulisan opini terpilih.

—

 

 

Menghadapi Perbedaan Pendapat
Oleh Alistya Rizky Oktaviani (Universitas Airlangga)

Direktur Riset Setara Institute menuturkan Pemilu Presiden 2019 akan menjadi puncak intoleransi  (Kompas, 26/7). Masyarakat memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda-beda terkait siapa yang berhak menduduki jabatan presiden selanjutnya. Orang-orang mengutarakan pendapatnya di berbagai tempat dan di berbagai kesempatan. Tidak sedikit orang yang merasa pendapatnya yang paling benar dan yang tidak sependapat pasti salah. Akibatnya, banyak sikap diskriminatif dan ujaran kebencian yang dilontarkan satu sama lain. Apakah sikap ini tepat untuk menghadapi perbedaan pendapat?

Menghargai

KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur merupakan tokoh yang dikenal sangat menghargai semua orang. Tidak peduli mayoritas atau minoritas, Gus Dur merangkul semua orang. Sayangnya sekarang sikap ini mulai luntur dan susah menemukan orang dengan keteladanan seperti Gus Dur.

Masyarakat seharusnya menyadari bangsa ini sudah banyak memiliki perbedaan sejak dulu. Perbedaan pendapat tidak bisa dijadikan alasan untuk membenci satu sama lain bahkan bersikap diskriminatif. Perilaku Gus Dur sangat sesuai untuk dijadikan contoh konkret supaya perilaku diskriminatif ini berkurang. Seharusnya keteladanan Gus Dur menjadi suatu sikap yang harus diterapkan semua orang ketika menemukan perbedaan pendapat.

Sikap diskriminatif menunjukkan pendidikan karakter masih belum maksimal. Implementasinya juga masih belum terlihat. Sikap menghargai harus terus ditumbuhkan. Pengamalannya pun juga wajib dilakukan. Tidak peduli kapan, di mana, dan berhadapan dengan siapa, sikap menghargai perlu dilakukan.

Tidak perlu mencari siapa yang bertanggung jawab dengan rendahnya implementasi sikap menghargai. Kesadaran untuk menghargai bisa dimulai dari sendiri. Saling mengingatkan juga perlu dilakukan agar setiap orang menyadari sikap menghargai adalah sikap yang penting. Apabila setiap orang sadar, maka perilaku diskriminatif akan berkurang.

 

Ajang Diskusi

Ketika menemukan orang yang berbeda pendapat, diskusi adalah pilihan tepat untuk menuangkan pikiran masing-masing. Pandangan yang berbeda dari orang lain bisa menunjukkan hal-hal yang sebelumnya tidak disadari. Diskusi akan menunjukkan kelebihan dan kekurangan setiap pendapat. Diskusi juga akan menuntun ke sebuah solusi.

Diskusi memiliki etika meskipun tidak dilakukan dalam ruang formal. Pendapat kita tidak selamanya benar. Begitu juga dengan pendapat orang lain yang tidak selamanya salah. Sebelum diskusi, tanamkan hal ini dalam diri sendiri. Apabila hal ini tertanam dengan baik, ujaran kebencian akan perlahan berkurang.

Diskusi saat ini sering diwarnai dengan pertengkaran. Orang akan menyerang lawan diskusi dengan menyebutkan sifat buruk atau mengungkit hal yang tidak berhubungan dengan konteks. Akhirnya diskusi berubah menjadi saling lempar ujaran kebencian.

Jika orang lain menguatarakan pendapatnya, simak dan catat. Mendegarkan dan memahami adalah dua langkah penting yang harus dilakukan saat berdiskusi dengan orang lain. Ada dua tanggapan yang biasanya diberikan ketika berdiskusi: menerima atau memberi argumen. Menerima bukan berarti kalah dalam diskusi atau menunjukkan pendapat yang diutarakan buruk. Bisa jadi orang lain memikirkan hal-hal penting yang dilupakan oleh lainnya. Diskusi akan membuka pandangan baru yang lebih luas. Menolak pendapat orang lain sebelum mendengarkannya menunjukkan pikiran yang tertutup dan tidak siap menerima masukan.

Memberi argumen dalam diskusi juga tidak bisa dilakukan semena-mena. Menerangkan argumen juga harus dilakukan dengan tidak merendahkan orang lain atau menggangap diri sendiri paling baik. Saat berdiskusi, argumen yang diberikan harus logis. Hal ini untuk menghindari pendapat yang keluar konteks.

4+
Share this post
vdms-1

Previous post

Ayah Aku Berhutang Padamu - Tulisan Feature Terpilih EWC Workshop 2018
24 August, 2018

Next post

VDMI For Palu
19 October, 2018

    1 Comment

  1. Luluk
    March 2, 2020
    Reply

    Mengispirasi.

Leave A Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like

  • Ayah Aku Berhutang Padamu – Tulisan Feature Terpilih EWC Workshop 2018
    24 August, 2018
vdms_logo_bw

Van Deventer-Maas Stichting

RSIN 003417426

Van Merlenstraat 120
2518 TJ The Hague
The Netherlands
Telp : +3170 360 9997
Fax : +3170 364 9266
Yayasan Van Deventer-Maas Indonesia

Jl. Purwanggan No. 9
Kelurahan Purwokinanti, Kecamatan Pakualaman
D.I. Yogyakarta 55112

+62274-510406
+62274-556549
info@vandeventermaas.or.id
Message Us

Your email address will not be published.

© Copyright 2016 by Van Deventer-Maas Indonesia Made With By tonjoo